Dedicate to give information

Powered by Blogger.

Berpromosi

Setoples dan Penuh


             Seorang professor berdiri di depan kelas filsafat, ia mempunyai beberapa barang di depan mejanya. Professor itu tak mengeluarkan sepatah katapun, dia hanya mengambil sebuah toples kosong berukuran besar dan mulai mengisi dengan bola-bola golf di dalam toples itu.  Kemudian ia bertanya pada semua, apakah toples itu sudah penuh? Mahasiswa menyetujuinya.

            Professor kembali mengambil sekotak batu koral dan menuangkan ke dalam toples, dia mengguncang pelan toples tersebut sehingga batu-batu koral masuk mengisi tempat yang kosong diantara bola-bola golf. Sang professor kembali bertanya pada mahasiswanya "Apakah toples itu sudah penuh?"

Kemudian mahasiswa-mahasiswanya kembali menjawab sudah penuh...

Selanjutnya, professor mengambil sekotak pasir dan menebarkan ke dalam toples.Kemudian ia bertanya pada mahasiswanya, "Apa yang terjadi pada pasir itu?" Mahasiswa pun menjawab " Pasir itu akan memenuhi ruang kosong yang tersisa di toples".

Professor itu lalu mengambil cangkir yang tergeletak di atas meja. Cangkir itu terisi penuh oleh kopi. Ia lalu menuangkan isinya ke dalam toples. Mahasiswa pun tertawa melihat tingkah laku sang Professor. Namun, sang Professor hanya tersenyum dan berkata,

“Aku ingin kalian memahami bahwa toples itu adalah sesuatu yang mewakili kehidupan kalian”

Tawa mahasiswanya pun sirna. Mereka bertanya-tanya apa maksud perkataan sang Professor tersebut.

Kemudian, salah seorang mahasiswa pun bertanya,

“Mengapa kehidupan harus disamakan dengan toples itu?”

Sang Professor sembari tersenyum menjawab,
"Bola-bola golf merupakan hal-hal yang penting. Tuhan, keluarga, kesehatan, sahabat. Jika segala sesuatu hilang dan yang tersisa hanyalah mereka maka hidup kalian masih tetap penuh”.

Terdiam sejenak, sang Professor memandangi wajah mahasiswanya yang tertegun. Kemudian, sebelum melanjutkan ia menarik napas..

“Batu-batu koral adalah segala hal yang lain seperti pekerjaan, rumah, mobil, benda-benda pemuas. Pasir adalah hal-hal yang sepele” sang Professor bercerita dengan tenang, “Jika kalian lebih dahulu memasukkan pasir ke dalam toples maka tidak akan tersisa ruangan untuk bola golf ataupun batu koral. Hal yang sama akan terjadi dalam hidup kita”.

“Jangan menghabiskan energi untuk hal-hal yang sepele, kalian tak akan mempunyai ruang untuk hal-hal yang jauh lebih penting untuk kalian”, lanjut sang Professor..

“Perumpaan itu mengajariku dan semoga mengajari kalian bahwa kita harus memberikan perhatian pada hal yang lebih kritis untuk kebahagian kita”, sang Professor tersenyum sangat lembut,

“Kalian harus saling menjaga. Pulang ke rumah orang tua. Bermain dengan keponakan atau saudara, luangkan waktu untuk memeriksakan kesehatan kalian”

“Jangan bertengkar dengan pasangan hanya karena masalah yang sangat sepele”

“Akan ada banyak waktu untuk bermain game atau tidur atau berolahraga atau melakukan aktivitas lain, jadi jangan mengabaikan pasangan hanya karena alasan yang ringan”

Perkataan-perkataan sang Professor mampu membuat mahasiswa merenungi dirinya sendiri.

“Berikan perhatian terlebih dahulu pada bola-bola golf, pada hal-hal yang jauh lebih penting. Atur prioritasmu dan terakhir, kau urus pasir-pasirnya” ujar sang Professor

“Aku rasa kalian mengerti maksud dari cerita itu. Jika kalian jeli, harusnya masih ada satu hal yang belum terjawab” Sang Professor pun memandangi mahasiswanya dengan pandangan yang lembut

“Kopi” salah seorang mahasiswa pun menyeletuk “Apa maksud dari kopi yang dituangkan dalam toples itu?” mahasiswa tersebut bertanya... Sang professor pun tersenyum karena mahasiswanya tersebut ternyata cukup jeli..

“Kopi itu berarti…” sang Professor mengambil jeda “Sekalipun hidup kalian tampak sudah begitu penuh, selalu tersedia tempat untuk menikmati secangkir kopi bersama sahabat-sahabat”

Mahasiswa makin tercengang dengan pernyataan sang Professor, mereka pun akhirnya mengerti bahwa dalam hidup ini kita masih memiliki banyak prioritas yang lain. Dalam tatapan lembutnya, sang Professor pun menerima ucapan terima kasih dari mahasiswanya...

***********************
Kalian paham? Sekalipun beberapa hal hilang dari hidup kita, jangan merasa kehilangan karena kita masih punya banyak hal prioritas lainnya, keluarga dan sahabat. Kita tak akan pernah kesepian..

Sesibuk apapun kalian nanti, jangan lupa untuk meluangkan waktu demi kebersamaan keluarga dan teman kalian disana. Jika ada yang bertengkar, jangan simpan sampai matahari terbenam. Jika ada yang bersedih, kalian harus membuatnya tersenyum. Jika ada yang menangis, kalian harus membuatnya tertawa. Jika ada yang kesusahan—jangan sembunyikan tangan untuk menolongnya...

Setiap manusia di dunia ini memiliki perbedaan tapi perbedaan itu akan terasa indah jika dipergunakan untuk saling melengkapi. Jangan sampai, permasalahan sepele dapat membuat kita tercerai berai baik dengan teman ataupun keluarga..

Ah, jangan pernah menutup mata kalian. Jika ada teman atau keluarga kita yang salah, tegurlah dengan kasih dan juga jangan keraskan hati ketika ditegur, perbaiki. Ingat, kita tak punya kapasitas untuk menghakimi tapi intropeksi diri..

Note --> Catatan ini diinspirasi dari fanfiction yang sudah ku baca.. Kekekekeke... hanya sekedar pengingat saja.. :) Jika dipikir-pikir lagi, kita juga perlu untuk meluangkan waktu dengan keluarga kita, and see you guys!! :D
Oh, iya.. jika kalian ingin membaca cerita yang sudah ku baca linknya ini..
http://marchiafanfiction.wordpress.com/2012/12/15/my-family/
ohh,, iya sekedar info untuk penggemar fanfiction khususnya ELF, cerita-cerita di WP itu sangat keren... Coba aja baca!! Hehehehe..  :D

Kisah ini juga pernah aku post di blog pribadiku..
anythingaboutacceleight.wordpress.com


0 Comments for "Setoples dan Penuh"

Back To Top